TEKNOLOGI LAYAR FLEKSIBEL
Berbicara masalah
teknologi tidak akan habis-habisnya untuk dikupas, saat ini ada banyak
teknologi terbaru yang muncul, dan tidak sedikit yang belum merambah dan belum
dilempar ke INDONESIA atau masih dilakukan penelitian dan pengembangan oleh
para ahli, Salah satunya adalah teknologi layar
fleksibel.
Sebuah kategori handphone
terbaru akan muncul dan akan luar biasa: para analis menyebutnya sebagai
Wearable Gadget atau kalau di Indonesiakan akan menjadi Gadget yang bisa
dipakai/dikenakan oleh pengguna.
Kategori produk ini
muncul karena kemajuan yang telah dicapai dalam teknologi layar fleksibel,
yakni
teknologi yang memungkinkan layar digital bisa ditekuk s/d
tekukan maksimumnya tanpa mengalami patah, bahkan memungkinkan untuk digulung
sehingga akan menghemat tempat penyimpanan. Dan Mudah untuk dibawa kemana-mana.
Saat ini, mulai dari
Apple dan Samsung dan sekarang Dell, tengah berpacu menjadi yang paling dominan
dalam teknologi layar fleksibel. Teknologi ini memungkinkan pembuat
gadget berinvestasi dalam teknologi yang dapat dipakai/dikenakan oleh
user.
Beberapa perusahaan telah
menyatakan dapat merancang teknologi ini termasuk Google, yang saat ini telah
memiliki ribuan orang dalam masa pengujian kaca mata pintar ala Google,
sedangkan Apple, kabarnya tengah memulai pengembangan alat untuk menonton
cerdas, semacam iPod untuk digunakan di mata.
"Permintaan untuk
tampilan layar fleksibel diharapkan akan mengalami pertumbuhan besar-besaran
selama tujuh tahun berikutnya, dengan berbagai macam aplikasi akan mendorong
hampir 250 kali peningkatan pengiriman dari 2013 s/d 2020," kata Direktur
Mobile Emerging Displays and Technology Vinita Jakhanwal.
Jakhanwal memprediksi
gerakan yang pertama dalam kategori ini akan cenderung lambat sampai
tercapainya kematangan teknologi pelindung layar yang sesuai seperti
teknologi temuan Gorilla Corning yang akan membantu melindungi layar pada
tablet dan smartphone. Hambatan utamanya nampak sepele: mesin pemroduksi layar
pada pabrik handphone dan lainnya tidak didesain untuk menerima material
berbentuk gulungan melainkan berbentuk lembaran. Sehingga dibutuhkan
penyesuaian yang diperlukan.
Selain itu pertimbangan
apakah pasar akan menerima atau tidak kedatangan teknologi baru layar fleksibel
ini juga bisa menjadi penghambat. Para pengamat mengungkapkan fakta bahwa layar
fleksibel lebih menambah keindahan bentuk daripada pertambahkan fungsi.
Terkecuali mungkin Google dan Apple karena mereka telah membentuk pasar baru
untuk layar fleksibel ini.
Dan khusus pengiriman
lini produk smartphone dengan layar fleksibel diproyeksikan akan naik ke 351
juta unit pada 2020, (naik dari 2 juta unit pada tahun 2013). Teknologi layar
smartphone semacam ini tidak benar-benar ditekuk sampai terlipat, tetapi
mengandung substrat yang fleksibel yang memungkinkan untuk mencapai kelekukan
maksimum/hampir pecah namun tetap dapat mempertahankan ketipisannya.
Layar fleksibel tahan
lama yang dapat secara fisik ditekuk akan datang segera, meskipun pada awalnya
akan optimal diterapkan pada layar besar atau smartphone berbentuk gelang dalam
upaya untuk memaksimalkan ruang layar. LG dipandang sebagai pemimpin pasar
dalam kategori tersebut, sudah menjual LG televisi di Korea dengan layar
melengkung, ungkap Jakhanwal. Meski demikian LG juga telah masuk ke pasar
penyuplai layar flexibel ini.
Lebih jauh ke depan ia
mengatakan kaca fleksibel akhirnya akan menjadi benar-benar fleksibel, bahkan
rollable/bisa digulung, mampu dimanipulasi oleh pengguna dan akan memicu
"generasi berikutnya perangkat yang menghemat ruang.
Demikian lah informasi
seputar teknologi terbaru yang sedang dan akan dikembangkan oleh para ahli
teknologi di duina, dan tidak dipungkiri akan banyak kemungkinan yang muncul
dari berbagai teknologi teknologi yang dulunya masih menjadi hayalan, sekarang
atau beberapa tahun kedepannya menjadi kenyataan.