Masih dalam suasana setengah sadar, Kerton tak ingat persis apa yang telah
dilakukan "makhluk-makhluk asing" itu terhadapnya tatkala ia berada
di tempat yang putih itu. Maka barulah ia sadar, setelah tiba-tiba kembali di
tempat semula (di beranda rumahnya), tempat ia diculik dua manusia robot. O ya,
ternyata tersisa sekilas ingat tatkala ia pertama tiba di dalam pesawat asing
itu, menyaksikan gambar yang rumit yang terukir di dinding (mungkin peta
bintang).
Tatkala pulih kesadarannya, UFO itu lenyaplah sudah. Sekilas merinding setelah
ia ingat mimpi buruk telah terjadi. Memang mula-mula peristiwa yang tak ada
duanya itu dianggap cuma mimpi. Namun, ooohhhh..., kakinya ternyata penuh
lumpur!
Di dalam kebingungan yang semakin menyelubungi, sang mentari semakin
menyiangkan alam, akhirnya Kerton sadar bahwa ia "pengalaman itu"
tidaklah sekedar mimpi, lebih-lebih lagi setelah disaksikannya gamblang bekas
kaki-kakinya sendiri serta bekas kaki-kaki makhluk-makhluk asing itu terlukis
jelas di tanah pekarangannya, yang basah dan gembur.
Setiap bangun pagi-pagi, biasanya Kerton melepas ayam-ayam peliharaannya untuk
diawur (diberi gabah). Namun, aneh pada pagi setelah kejadian itu, ayam-ayamnya
ternyata pada munyung (sakit), tak mau keluar kandang selama tiga hari, seakan-akan
merasakan ketakutan yang luar biasa. Mungkinkah disebabkan karena pengaruh
"elektromagnetik" yang dipancarkan piring terbang itu?
Guna mengukuhkan bukti-bukti yang autentik dalam peristiwa yang luar biasa itu,
Sudjana Kerton tak lupa membikin cetakan coran gips dari bekas kaki sang
penculik yang andai diperhatikan cukup teliti tampak jelas jemari kaki-kaki itu
berwujud runcing canggih seakan panjang pendeknya bisa distel, disesuaikan
dengan situasi kemiringan tanah yang diinjaknya. Rupanya makhluk-makhluk pendek
yang menuntut Kerton itu cuma robot yang dikemudikan langsung dari kokpit
piring terbang.
sekian dari saya jangan lupa klik iklannya ya "
#barometerkomputer